SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
1.
Pendahuluan
Seperti
diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan
(evolusi), teorii manajemen dari
masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan
sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan
ilmu manajemen.
Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu
manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada
beberapa aliran sebagai dasar
pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan
manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang
berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan
produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana
sumber daya
manusia yang berada dalam organisasi.
Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang
perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran,
sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi
situasi tertentu.
Dengan demikian bila
seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya
akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
II. Perkembangan Ilmu Manajemen
Pada perkembangan
peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu
:
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan
eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam beserta
isinya dan secara universal mempunyai sifat yang
pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta,
contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan
eksistensinya dalam hubungannya
pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya :
ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum,
administrasi dan lain-lain.
3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat
hubungannya dengan seni, misalnya : seni tari, seni lukis,
seni sastra, dan seni suara.
IImu
manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis
buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911)
yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di samping itu ilmu
manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri
atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan
Selanjutnya
ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari
dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan
gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
Ada
beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi,
yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional
Pada
kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker
Follet mendefenisikan manajemen
sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pengaturan
orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen
memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya
tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.
Stoner mengemukakan
suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu
sebagai berikut :
"Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan".
Dari
defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata
"proses", bukan "seni".
Mengartikan manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan
suatu "proses" adalah cara sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai
proses karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan
atau ketrampilan khusus, harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian
tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan
uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Sampai sekarang belum ada
suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua
situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen.
situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen.
Setiap pandangan mungkin
berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada
tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a. Aliran klasik
b. Aliran hubungan manusiawi
c. Aliran manajemen modem
Tingkatan manajemen dalam
organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan
yang berbeda :
1. Manajer lini pertama
Tingkat
paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan menagwasi tenaga-tenaga
operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.
2. Manajer menengah
Manajemen menengah dapat
meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer
lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer puncak
Klasifikasi
manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak bertanggung
jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
III. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik
Awal sekali ilmu
manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad
18.
Para pemikir tersebut
rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun
masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara
lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.
1. Robert Owen (1771 -1858)
Robert
Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak
usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu,
beliau mengajukan adanya perbaikan
temadap kondisi kerja ini.
Pada
tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan
kondisi kerja di pabrik,
rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik,
mendirikan toko-toko untuk menjual
keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan
tinggal, dengan membangun
rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut
"Bapak Personal Manajemen Modem". Selain itu,
Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena
menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja,
beliau juga rnembuat prosedur untuk
meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan
bersaing juga secara terbuka.
2. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles
Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha
penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan
prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya
pembagian kerja berdasarkan spesialisasi
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat
dikendalikan dengan alat kalkulator.
Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut "rnesin penambah dan pengurang
(Difference Machine)", Prinsip‑
prinsip
dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau
menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan
merupakan dasar komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer".
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On
the Economy Of Machinery and Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik pada
prinsip efisiensi dalam
pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai
fasilitas, bahan, dan tenaga kerja
supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia
menyarankan sebaiknya ada semacam
sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para
pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
Beliau menyarankan para pekerja
selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan,
dan bonus untuk setiap saran yang
mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick
W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan
produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana
pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat
kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu
:
1.
Pengembangan
manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah
dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan
ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara
manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan
perlunya revolusi
mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah
adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang
menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja,
dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan
hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan
itu sendiri dan perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop management (1930)", Principles Of
Scientific Management (1911)", dan "Testimory Before Special House Comittee (1912)".
Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan
judul "Scientific Management.
4. HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan
Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau
juga memperkenalkan sistem "Charting" yang terkenal dengan "Gant
Chart".
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan
timbal balik antara manajernen dan para
karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur
manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada
pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana
dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini
yang menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini
pelopor teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
5. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth :
1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972)
Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan
kelelahan, juga tertarik dengan usaha
membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak
dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan
pelatihan yang senantiasa mencari
kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang
diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh
manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia
dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan
pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan
pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari
kerja dan perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan
tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip manajemen ilmiah, harus memandang para
pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja
karena kurang adanya perhatian dari pihak
manajemen terhadap pekerja.
6. Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial
management". Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik
dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks,
sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk
cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan
metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang
manajemen yang
bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan
dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi
kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat
barang- barang produksi.
b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran)
dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.
c.
Keuangan
(pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan
dan menggunakan modal.
d.
Keamanan
(perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e.
Akuntansi
dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan
dan neraca, serta berbagai data statistik.
f.
Manajerial
yang terdiri dari 5 fungsi :
1)
Perencanaan (planning) berupa
penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi mencapai
tujuan-tujuannya.
2)
Pengorganisasian dan (organizing),
dalam arti mobilisasi bahan materiil dan
sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3)
Memerintah
(Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar
dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
4)
Pengkoordinasian
(Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai
tujuannya.
5)
Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk
membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
Selain hal-hal pokok diatas,
masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :
1.
Keterampilan
yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat pada tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan
keterampilan dan kemampuan
teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer tingkat
atas.
2.
Kemampuan dan
ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari, sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek,
timbul tenggelam sepertl orang belajar menyelam
tanpa guru.
3.
Kernampuan dan keterampilan
manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk dan jenis organisasi, seperti
rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan lain-lain.
4.
Prinsip-prinsip
manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena hukum bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes,
sehingga dapat disesuaikan pada keadaan yang dihadapi.
5.
Ada 14 macam
prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :
a.
Pembagian
kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti
terdapat pada ban berjalan.
b.
Otoritas dan
tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan
wewenang formil. Walaupun demikian
wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.
c.
Disiplin
(discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan
kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti
penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil
terhadap yang menyimpang.
d.
Kesatuan
komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila
perintah itu datangnya dari dua orang
atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e.
Kesatuan
pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh
seorang manajer
dengan satu rencana kerja.
f.
Menomorduakan
kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum (Subordination of Individual interest to general
interes), yaitu kepentingan
perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu
keseluruhan.
g.
Renumerasi
Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil
bagi karyawan dan pengusaha.
h.
Sentralsiasi
(Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan
kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga
kemungkinan adanya desentralisasi.
i.
Rantai Skalar
(Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah
seperti tergambar pada bagan
organisasi.
j.
Tata-tertib
(Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat
dan waktu yang tepat.
k.
Keadilan (Equity), yaitu adanya
sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap bawahannya.
l.
Stabilitas
masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak
pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m.
Inisiatif
(Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan
terjadi kesalahan-kesalahan.
n.
Semangat Korps
(Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan
komunikasi langsung daripada komunikasi formal dan
tertulis.
Banyak
kritik yang dilemparkan kepada teori organisasi dan peranannya terhadap prilaku manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa
prinsip-prinsip manajemen itu
dapat diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori salah satu datang dari
Henry Mintzberg yang menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai
untuk organisasi masa lampau yang
lebih stabil dengan lingkungan yang lebih mudah diramalkan. Teori ini juga terlalu berpegang kepada kewenangan formil dan
sering antara satu prinsip tidak
sejalan dengan prinsip lainnya, seperti antara prinsip “Division of Labor” dengan
“Unity of Command”.
Teori
peralihan dari teori organisasi klasik dilanjutkan oleh periode peralihan yang diwakili
antara lain oleh 3 (tiga) orang tokoh manajemen yaitu :
7. Mary Parker Folett (1868-1933)
Mari percaya bahwa adanya
hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan
sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan
kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena
kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil,
tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.
8. Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat rnanajemen yang
pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial
dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam
manajemen, dalam arti melakukan
pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan
pekerja dengan
adil dan
jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan
etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a.
Kebijakan,
keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan
masyarakat.
b.
Manajemen
seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat
sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial
yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c.
Manajemen dapat mengambil prakarsa
guna meningkatkan standar etika yang umum dan konsep keadilan sosial.
9. ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat, kemudian
Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi. Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena
ingin mencapai tujuan pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak
mungkin dapat dicapainya sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan
akan berjalan efisien dan hidup
terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan
kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal sangat
menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the
Executive" (1983). Yang menulis
tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga
memperhatikan tugas-tugas utama
eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha
kerja sarna dalam organisasi
formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat dalam
langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut :
1.
Adanya
pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada
pembatasanpembatasan dasar
bersifat fisis dan biologis, adanya kerja sarna membuat batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap
individu inilah yang mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.
2.
Adapun
tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem kerjasama beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan
sosial (Barnard mencontohkan
kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang terdiri
dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan tuns, manusia sebagai makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran
pendapat, dan sebagainya). Adanya
kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada efektivitas (apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi
(apakah tujuan itu dapat dicapai
dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang seminimum mungkin dari pihak
anggota yang bekerjasama ?).
3.
Setiap sistem
kerjasama dibagi ke dalam dua bagian yaitu : "Organisasi", yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang
berada di dalam sistem itu, dan "unsur-unsur
lainnya".
4.
Organisasi
dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama : organiasi "formal", yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang
dikoordinasikan dan mempunyai tujuan bersama. Kedua
adalah organisasi "informal", yaitu interaksi-interaksi
sosial tanpa tujuan bersama dan tidak dikoordinasikan secara sengaja.
5.
Organisasi
formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang didalamnya (a) dapat saling berkomunikasi, (b) mau
memberi sumbangan pikiran kepada
kegiatan kelompok, dan (c) memiliki kesadaran mempunyai
tujuan umum.
6.
Setiap
organisasi formal harus memiliki unsur-unsur : (a) sistem fungsionalisasi sehingga orang-orang dapat berspesialisasi
dengan dibentuknya departementasi : (b) adanya sistem
perangsang yang efektif dan efisien
yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke pikirannya
kepada kegiatan kelompok; (c) sistem kekuasaan ("otoritasf') yang menyebabkan setiap anggota kelompok menerima
keputusankeputusan para eksekutif :
dan (d) sistem pengambilan keputusan yang logis sehingga tujuan dapat
tercapai dengan baik.
7.
Adapun tugas
eksekutif dalam organisasi formal adalah : (a) menjaga hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema
organisasi, ditambahkan dengan adanya
bawahan yang setia, bertanggung jawab, dan mampu bekerja, serta satu organisasi informal" yang baik; (b) membuat perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari
individu –individu di dalam organisasi; dan (c) adanya perumusan dan penentuan
tujuan perusahaan.
8.
Fungsi-fungsi
eksekutif mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan dan
kejadian-kejadian yang berlawanan.
9.
Untuk
mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah
dinyatakannya bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan,
yang rnembuat proses kreatif; tetapi
kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat diperlukan.
IV.
Aliran Hubungan Manusiawi
Pada tahap aliran
perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini
mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu
rnewujudkan efisiensi produksi yang
sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan
prilakunya karena sering juga
tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi
rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang
pelopor aliran perilaku yaitu :
1. Hugo
Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan
psikologi dalam mewujudkan
tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency",
ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
a.
Menempatkan
seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b.
Menciptakan
tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis
untuk memaksimalkan produktivitas.
c.
Menggunakan
pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
2. Elton
Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan
timbal batik manajer dan bawahan sehingga
mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran
faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi
dorongan
kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil
percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak
percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak
menyebabkan
membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki
karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya
memberikan perhatian yang cukup
terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan
pengaruh kehidupan lingkungan
sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap
produktivitas. Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam
hubungan yang lebih efektif
daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep "socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational
man” yaitu seseorang bekerja
didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan "rational economic man” yang
oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah
"vital machine”.
Dalam
pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya "people management skillsl” daripada
"engineering atau technicall
skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek manajemen
lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan perseorangan (individu),
Walaupun
demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji,
jenis pekerjaan, struktur dan kultur
organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya
pemikiranpemikiran lain yang juga
tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju.
Penggunaan
ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna,
dan para penelitinya lebih dikenal
dengan sebutan "behavioral scientists" daripada 'human relations theorists". Di antara mereka yang
terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang
lebih mengutamakan konsep "self actualizing man" daripada hanya
sekedar "social man" dalam memberi dorongan
kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak
hanya didorong oleh berbagai
kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man". Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab
itu seorang manajer yang efektif akan
berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam organisasinya agar dapat mempengaruhi individu
tersebut.
3. William Ouchi (1981)
William
Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan
teori Z pada tahun 1981 untuk
menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi
Jepang.
Teori
beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen
dalam perusahaan
Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi
tipe Amerika dan tipe Jepang.
Sumbangan para ilmuan
yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan,
perlaku kelompok, ataupun
hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam
menangani dan berhubungan dengan
bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian
perselisihan, memperoleh dan
memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.
Walaupun
demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer
untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang
begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.
V. Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih
kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul
para sarjana matematika, pisik, dan
sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika
Serikat, sesudah perang Dunia
II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan
dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR Tim"
ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran
teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran
IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya
bantuan komputer, maka dapat memberi
pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya.
Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam
berbagai kegiatan penting, seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi,
strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan
sebagainya.
Aliran
ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk
bidang perencanaan dan pengendalian,
tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran
ini sebenarnya sukar dipahami oleh
para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer
itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
VI.
Perkembangan Teori Manajemen
Ketiga aliran manajemen
yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang
terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti,
menganalisis dan memecahkan masalahmasalah
manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain
dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem
dan kontingensi.
Aliran
klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya
proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan
dan memisahkan antara aliran-aliran ini.
Proses perkembangan teori
manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat
dari lima sisi yaitu :
1.
Dominan, yaitu aliran yang muncul
karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing
aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2.
Divergensi,
yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa
memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3.
Konvergensi, yang menampilkan
aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas
antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak
seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap
yang lain.
4.
Sintesis,
berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam
pendekatan sistem dan kontingensi.
5.
Proliferasi,
merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang
memusatkan perhatian kepada satu
permasalahan manajenlen tertentu.
Seperti
kita ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi
manajemen. Hal ini dapat dilihat
bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena
keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan
secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.
Adanya
inovasi yang terns menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan interaksi datam kelompok sehingga perubahan terns
teljadi merupakan hasil dari pengalaman,
penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru. Seperti yang dikatakan oleh Ikuijiro Nanoka dakam bukunya
Knowledge Creating Company
(1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangan kerangka
kelja teori khususnya teori manajemen adalah :
"pengembangan
kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi, epistemological dan ortological mengenai kreasi
pengetahuan organisasional. Dimensi
epistemological yang digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan
dimensi ortologi yang mewakili
garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan melalui individu-individu yang
kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat kelompok, organisasi dan antar
organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".
VII. Penutup
Manajer saat ini
dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa
memilih teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat
saja m enggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling
cocok atau pendekatan untuk
menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan
peranan manajemen saat ini dan di masa datang.
Ada
beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu manajemen
yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
1.
Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.
Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk
kepada kita di mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan
manusia didalamnya.
2. Membuat kita sadar mengenai
lingkkungan usaha.
Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan
perkembangannya, kita dapat memahami bahwa
setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial,
politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu dan tempat
terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu
cocok terhadap keadaan yang berbeda.
3. Mengarahkan terhadap keputusan
manajemen.
Mempelajari evolusi
manajemen membantu memahami proses dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan
yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat
memprediksi apa yang akan terjadi pada
situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap
situasi yang berbeda.
4. Merupakan sumber ide baru.
Mempelajari perkembangan teori manajemen
memungkinkan kita pada suatu kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi
sehari-hari.
0 komentar :
Posting Komentar